Mau Uang dengan Investasi Sekali? Klik disini

Friday, March 27, 2009

Rano Karno dalam DIMANA KAU IBU


Judul film : Dimana Kau Ibu
Produksi : Rapi Film
Produser : Sabirin Kasdani
Skenario : Narto Erawan
Pemain : Rano Karno, Leni Marlina, Mieke Wijaya, Kusno Sudjarwadi, Dicky Zulkarnaen, Faradila Sandy,
Tahun Produksi : 1973
Satu lagi Film jadul Indonesia yang mengetengahkan tentang kehidupan seorang anak Yatim yang diasuh oleh tantenya . Meski biaya hidupnya sudah ditanggung oleh kakeknya ,akan tetapi semua diambil oleh tante pengasuhnya hingga Yatim tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya menjadi budak didalam rumah, kekerasan dan perlakuan kasar sering menghinggapi dirinya, namun akhirnya ia berhasil kabur dan bisa menemukan ibunya yang telah melahirkanya. Film in bagus, karena acting para pemainnya juga sudah tidak diragukan lagi kala itu.
Adegan dibuka ketika Linda (Leni Marlina) sedang melahirkan anaknya akibat hubungannya dengan Alex. Dengan ditunggui oleh tantenya (Mieke Wijaya) dan seorang bidan, akhirnya Linda melahirkan dengan selamat. Hubungan Linda dengan Alex tidak disetujui oleh Ismail (Kusno Soedjarwadi) ayahnya, sehingga untuk menutup aib keluarga begitu anaknya lahir langsung di berikan kepada tantenya untuk diasuh dengan kewajiban seluruh biaya hidup anak Linda ditanggung oleh Ismail. Sedangkan Alex akhirnya harus meninggal karena mobil yang dikendarainya menabrak mobil.
Linda yang baru saja melahirkan kaget ketika mendapati anaknya tidak berada disampingnya. Akhirnya Linda diberitahu oleh ayahnya kalau anaknya sudah meninggal, Linda pun menangis. Sementara itu anak yang terlahir di beri nama Yatim (Rano Karno) oleh Ismail yang selanjutnya diasuh oleh tantenya. Sedangkan keseharian Linda selalu dipenuhi dengan kerinduan akan anaknya, hingga ia sering ke sekolah-sekolah TK untuk melihat anak-anak kecil yang jika di samakan dengan usia anaknya, maka anak Linda sudah seusia mereka dan bisa bergembira bersekolah. Harapan Linda memang sudah habis karena anaknya telah meninggal.
***********
Suatu hari, ketika baru pulang kerja, Linda mendengar ayahnya sedang bercakap-cakap dengan adiknya, suami dari tantenya yang ternyata setelah di ketahui ia datang meminta uang untuk biaya Yatim anak Linda. Padahal itu adalah akal-akalannya saja karena selalu didesak oleh istrinya yang bergaya hidup mewah, sedangkan uang yang tiap bulan diberikan oleh ayah Linda tidak pernah sampai ke tangan Yatim. Yatim hanya di perbudak dan seringkali dimarahin serta di pukul oleh tantenya itu.
Mendengar kalau anaknya masih hidup, Linda marah pada ayahnya karena ia telah menelantarkan Yatim yang juga merupakan cucu dan darah daging tuan Ismail ayahnya. Akan tetapi tuan Ismail tetap tidak mau mengakui kalau Yatim adalah cucunya. Akhirnya berhari-hari Linda mencari Yatim dari pintu kepintu tanpa hasil.
************
Yatim sebagai seorang anak yang seharusnya diasuh dengan biaya yang sangat cukup, ternyata diperlakukan sangat tidak manusiawi oleh tantenya Linda. Ia hanya di perbudak dan disuruh mengerjakan pekerjaan rumah, bahkan seringkali dimarahin dan dipukulin. Yatim tidak diberi porsi layaknya orang yang membutuhkan kasih sayang. Seluruh biaya hidup Yatim yang seharusnya dinikmati, dimanfaatkan oleh tantenya Linda untuk hidup berkemewahan dan makan enak. Yatim seringkali makan hanya dengan nasi saja, sementara mereka makan dengan sangat enak.
Tak jarang baju Yatim yang tinggal satu pun selalu tambal sulam disana sini, keadan ini tidak diketahui oleh tuan Ismail kakeknya. Tahunya kehidupan Yatim sudah terjamin dengan memberikan uang. Linda yang akhirnya tahu kalau Yatim tinggal dirumah tantenya akhirnya menyusul ke sana. Akan tetapi Linda tidak menemukan Yatim, karena memang Yatim sudah kabur karena tidak tahan dengan perlakuan kasar padanya. Tante Linda yang bersikap sangat manis terhadap Linda selalu menutupi keadaan yang sebenarnya, bahkan ia merasa tidak bersalah hingga akhirnya diketahui kalau Yatim sudah kabur dan Linda marah terhadap tantenya dan berantem hebat karena memang tantenya telah menelantarkan anaknya.
Sementara Yatim yang telah kabur akhirnya harus terlunta-lunta di jalanan, bahkan dituduh pencuri gorengan, padahal itu adalah ulah anak-anak nakal disekitarnya. Linda yang berusaha mencari dengan ditemani kekasihnya Taman (Dicky Zulkarnaen) selalu nihil. Sementara itu tuan Ismail ayahnya akhirnya pun luluh dan mengijinkan Linda untuk mencari keberadaan Yatim. Yatim akhirnya ditemukan oleh Linda dalam kondisi yang mengenaskan setelah ia tertabrak mobil di rumah sakit.
***********
Ini sih kisahnya mirip-mirip sama Ratapan Anak Tiri yang dibintangi oleh Faradila Sandy yang juga ikut bermain di film ini berperan sebagai Yuli. Meski film ini menyedihkan, akan tetapi adegannya masih murni dan tidak mengumbar kekerasan secara vulgar seperti yang ada disinetron-sinetron sekarang. Yah jaman memang telah berubah, akan tetapi nilai-nilai dan pelajaran yang terkandung disetiap film setidaknya dapat membawa hikmah tersendiri bagi para penontonnya, bukan hanya sekedar hiburan semata saja.
Rano Karno berhasil berakting dan membawa penontonnya ikut terbawa suasana. Rano Karno juga sebagai penyanyi di soundtrack film Dimana Kau Ibu ini.

RAJA JIN PENJAGA PINTU KERETA


Satu lagi film Indonesia Jaman dahulu Raja Jin Penjaga Pintu Kereta yang dibintangi oleh Soekarno M Noor. Film ini dulu sering sekali di putar di TVRI-televisinya republik Indonesia. Film ini sering di putar di acara Film Cerita Akhir Pekan pada sabtu malam minggu selepas Berita Terakhir TVRI. Raja Jin Penjaga Pintu Kereta adalah sebuah Film dengan latar orang-orang pinggiran yang hidup karena nasibnya. Orang-orang pinggiran yang dengan jujur hidup apa adanya. Film ini diperkuat pula oleh Aminah Cendrakasih yang hanya muncul beberapa detik di film ini. Meski masih menggunakan teknologi sederhana, akan tetapi para pemain dan alam sekitar tempat suting berlangsung sangat mendukung indahnya film ini. Kesederhanaan yang ditonjolkan juga konflik yang dimainkan masih sederhana dan tidak serumit dengan sinetron-sinetron saat ini apabila mau diperbandingkan.

Judul Film : Raja Jin Penjaga Pintu Kereta
Cerita : Wahab Abdi/Asrul Sani
Sutradara : Wahab Abdi
Produser : Cahyo Wibowo
Pemain : Soekarno M. Noor, Rina Hasim, H. Mansur Shah, Ratmi B-29, Bung Salim, Rawanto, Nina Nasution, Noor Cahya, Aminah Cendrakasih.
Produksi : Cahaya Sembilan Corp.
Tahun Produksi : 1974

Adegan dibuka dengan lewatnya kereta api jaman dahulu kala yang masih klasik dan hitam sekali. Raja Jin alias Gono (Soekarno M. Noor) adalah seorang penjaga pintu kereta api manual yang akan menutup pintu kereta yang juga mantan pemain Lenong. Dalam permainannya di Lenong ia selalu berperan sebagai Raja Jin, oleh karena itulah ia lebih dikenal sebagai Raja Jin. Sedangkan Istrinya (Rina Hasim) adalah seorang Ibu yang baik yang mempunyai dua orang anak Yanti (Noor Cahya) dan Yanto (Rawanto). Mereka tinggal di pinggir dekat rel kereta api diareal pesawahan dimana ketika buang hajat juga dari air yang mengalir dengan ditutup gubuk seadanya. Soekarno M. Noor bermain total di film ini, sehingga peran yang dibawakan juga membuat penonton. Keluarga Raja Jin dengan kaji Rp. 5000, sebulan. Yah gaji jaman segitu sih pas-pasan sekali. Lima Ribu……
Meski hidup sangat sederhana akan tetapi kehidupan raja jin selalu gembira, karena apapun yang di kerjakan selalu di landasi dengan kegembiraan. Raja Jin akan berjoget ketika Kereta api lewat setelah menutup palang pintu kereta api setelah itu kemudian melambaikan tangan ke kereta api yang lewat. Ini menjadi hiburan tersendiri bagi para penumpang bis yang sedang berhenti di pintu kereta api. Penumpang Kereta Api yang merasa mendapat hiburan akan melemparkan uang sekedarnya kepada raja jin sebagai balasan atas hiburan yang diberikannya.
Melihat peluang demikian menyebabkan jalur pintu kereta api tersebut menjadi ramai, dan akhirnya tumbuhlah warung-warung di sekitar pintu kereta api. Keadaan ini dimanfaatkan betul oleh bos penjual makanan untuk mengkoordinir orang-orang sekitar untuk berjualan.
****
Yanto di ejek oleh anak-anak di sekolah kakaknya kalau Bapaknya badut, kemudian berkelahi. Ketika Yanto sedang di keroyok anak-anak tersebut, kemudian datanglah Yanti kakaknya yang melindungi Yanto. Pak Gono alias Raja Jin dikatain sebagai badut dan orang gila oleh anak-anak, hal ini menyebabkan Yanti dan Yanto menjadi malu. Akhirnya keduanya membalas kenakalan anak tersebut yang ternyata adalah anak dari Pak KS sang kepala Stasiun.
Sesampai di rumah selepas menutup pintu kereta api, Pak Gono disambut kecut oleh Yanto yang biasanya berteriak “raja jin mau lewat….” Atau kadang berteriak “raja jin mau berangkat”.. ketika Pak Gono mau berangkat ke pintu perlintasan kereta api. Akhirnya pak Gono menyadari ada yang tidak beres, dan akhirnya diketahui kalau Yanti baru berkelahi dengan anak pak KS yang diakibatkan oleh tingkah Bapaknya yang suka ngelenong di pintu kereta yang dianggap badut dan orang gila. Akan tetapi Pak Gono membesarkan hati anak-anaknya, bahwa ia tidak perlu malu dengan apa yang ia lakukan. Dengan penjelasan yang bijaksana, Pak Gono memberikan argumentasi yang sangat masuk akal dan mudah dimengerti anaknya. Mendengar penjelasan Bapaknya, Yanti menjadi sadar dan tidak malu lagi dengan Bapaknya bahkan bangga dengan kebaikan dan tingkah Bapaknya. Akan tetapi sesampai di pintu kereta api, tingkah Pak Gono tidak seperti biasanya, ia tertegun dengan pikiran kemana-mana karena ia tidak mau anaknya menjadi malu, pak Gono tidak berjoget lagi, hal ini menyebabkan aneh bagi penumpang bus yang selalu menunggu aksinya, dan menjadi kerugian tersendiri bagi pedagang disekitarnya. Akibatnya menyebabkan kemarahan bagi pedagang karena barang dagangannya tidak laku, mereka mengumpat dan memaki Pak Gono.
Begitu kereta berlalu, datanglah utusan Pak KS, pimpinan Kereta api yang datang untuk memerintahkan Pak Gono untuk tetap menutup pintu dengan member hiburan. Artinya Pak Gono diperintahkan untuk ngelenong kalau ada kereta api lewat. Ini memang akal-akalan Pak KS yang mempunyai rencana tersendiri. Dengan perasaan yang bercampur aduk, akhirnya dengan berpikir keras dan meluapkan emosinya, Pak Gono kembali berjoget. Dengan sedih Pak Gono berjoget sambil menangis meluapkan emosinya antara sedih, marah dan kecewa dengan keadaan. Ia memang berjoget awalnya karena ikhlas, namun kini atas perintah pak KS sang pimpinan stasiun kereta api, ia menjadi enggan, Keluarganya Yanti, Yanto dan juga ibunya terdiam larut dalam kesedihan. Inilah nasih orang kecil yang selalu dipermainkan dengan nasib……..
Hal ini juga dimanfaatkan oleh pemilik warung yang juga mengaku masih saudaranya Pak KS ikut bermain. Ia menyuruh Pak Gono untuk sering-sering menutup pintu kereta meski tidak ada kereta yang lewat agar hasil dagangannya besar. Hal ini tentu saja menyebabkan kemarahan bagi para pengendara mobil yang ingin lewat. Sehingga Pak Gono sering di marah-marah oleh para penumpang. Akhirnya Pak Gono Pun dipecat dari penjaga pintu kereta.
****
Yanti dan Yanto kedua kakak beradik anak Pak Gono mengetahui keadaan Bapaknya, dan iapun diam-diam membantu dengan mendekati pak KS. Ia bisa main dirumah pak KS. Pada suatu hari Yanti dan Yanto bermain balon. Keduanya berlarian riang gembira, hingga akhirnya balonnya tersangkut di pohon. Yanto merengek pada Yanti untuk diambilkan, akan tetapi Yanti menolak. Namun karena terus didesak akhirnya Yanti naik ke pohon yang menyebabkan ia jatuh terduduk dan divonis menderita kelumpuhan. Jika ingin sembuh maka harus dibawa ke Jakarta. Hal ini menjadi pemikiran tersendiri karena pak Gono tidak mempunyai biaya untuk itu.
Pak Gono yang sudah bekerja kembali sebagai penjaga pintu kereta meski ditawarin untuk membeli nomor buntut dengan tegas menolaknya meski ia membutuhkan biaya. Sedangkan Yanto yang merasa bersalah terhadap Yanti mencoba bekerja di rumah Pak KS. Namun anak majikannya tersebut selalu menjadi penghalang bagi Yanto, sehingga iapun sering dimarahin oleh istri pak KS. Sedangkan pak KS sendiri merasa puas dengan hasil kerja Yanto. Anak Pak KS yang memang sudah berseteru sejak lama, merampas hasil kerja Yanto, uangnyapun di ambil. Yanto hanya bisa meratapi nasibnya. Sedangkan bos pemilik warung, yang biasa memanfaatkan Pak Gono dengan berjoget sehingga jualannya laku keras, ketika dimintai pinjaman oleh Pak Gono pun tidak memberikan pinjaman.
Pak Gono merasa selama ini dimanfaatkan, orang-orang hanya memanfaatkan sehingga ketika ia susahpun tidak ada satupun yang membantu. Hal ini menyebabkan Pak Gono tidak peduli dengan apa yang terjadi, sehingga meski kereta api mau lewat pak Gono berusaha cuek dan tidak peduli. Meski di beritahu ada tanah longsor disebelah barat yang bisa membuat kereta hancur..
Tersadar akhirnya Pak Gono dan Yanto ditengah malam disertai hujan deras berusaha lari mengejar kereta api, untuk mencegatnya dan menghentikannya. Dengan bersusah payah, akhirnya keduanya berhasil menghentikan laju kereta api tersebut. Atas jasa menyelamatkan nyawa dan kereta api, Pak Gono dan Yanto diberi penghargaan. Bahkan Yanto bisa bersekolah dan mengobati kaki Yanti.
Diakhir kisah ditutup dengan Yanto yang menggantikan Bapaknya di pintu kereta api, sambil berjoget seperti layaknya Bapaknya yang sedang ngelenong.
Soekarno M. Noor berhasil bermain dengan sangat bagus, aktingnya sudah tidak diragukan lagi, sehingga film ini terasa lebih bernyawa dan berisi. Film ini syarat dengan pendidikan dan unsur kebersamaan dan kerukunan keluarga meskipun memang sederhana. Cocok sebagai hiburan keluarga, tanpa harus takut akan adanya adegan-adegan yang tidak lulus sensor

Mau Uang Mengalir Ke Rekening Anda? Klik Disini