Mau Uang dengan Investasi Sekali? Klik disini

Wednesday, July 8, 2009

ATIN MARTINO & SUSAN ARYANI DALAM FILM "PEDANG HALILINTAR"



Judul Film : PEDANG HALILINTAR

Sutradara : Susilo, SWD

Produser : Leonita Sutopo

Produksi : Inem Film

Tahun Produksi : 1990

Pemain : Atin Martino, Susan Aryani, Roy Raymond, El Koesno, Dolf Damora, Jamal Jentak, Sherly Sarita, Mocha Achyar, John Isnandar, Djoni Abdullah

Sinopsis :

Bujang (Atin Martino) yang selama ini diasuh oleh Gurunya Mpu Barada dan tidak tahu kalau selama ini Gurunya bukanlah ayahnya. Mpu Barada akhirnya mengaku pada Bujang kalau ia bukanlah ayah kandungnya. Mendengar perkataan demikian, Bujang marah dan menganggap Gurunya adalah pembunuh kedua orangtuanya.

Setelah dijelaskan, akhirnya Bujang pun paham siapa dirinya. Ibu Bujang adalah seorang pendekar wanita bernama Dewi Wulandari (Susan Aryani). Karena ketangguhan Dewi Wulandari, untuk mencari jodoh akhirnya dibuatlah sayembara siapa yang dapat menyentuh bagian tubuhnya yang terlarang maka akan dipilihnya sebagai suami. Banyak pendekar yang mengikuti sayembara itu, dan tak satupun yang dapat mengalahkan Dewi Wulandari, muncullah Mahesa seorang pendekar yang sangat licik, akan tetapi kali ini mampu di taklukkan oleh Dewi Wulandari. Mahesa kalah , selanjutnya muncullah lelaki kelima Mahendra yang berhasil menaklukkan Dewi Wulandari dan akhirnya menjadi suaminya.

Kebahagiaan Mahendra dan Dewi Wulandari tidak berlangsung lama, karena setelah itu muncul anak buah Mahesa, Barong Wulung yang menuntut balas atas kekalahannya. Akhirnya Mahendra pun tewas dibuatnya. Sementara itu Dewi Wulandari yang dalam keadaan hamil akhirnya melarikan diri bersama Mpu Barada untuk menghindari penjahat-penjahat tersebut. Dewi Wulandari melahirkan dalam pelarian dan diberi nama Bujang Karana. Dewi wulandari tewas setelah melahirkan Bujang dan menyuruhnya untuk merawat bayi tersebut.

Setelah menceritakan kejadian tersebut, Mpu Barda akhirnya membuatkan sebuah pedang yang akan digunakan untuk menuntut balas pada Barong Wulung yang telah membunuh orang tuanya.

****

Sementara itu Barong Wulung gusar karena ia tidak memiliki keturunan yang akan meneruskannya. Atas saran muridnya akhirnya mereka mencari Mpu Barada sang pembuat Pedang untuk membuatkan pedang. Akhirnya Barong Wulung berhasil merebut Pedang Halilintar buatan Mpu Barada sekaligus membunuh Mpu Barada.
Mengetahui guru dan pedangnya sudah tidak ada, Bujang Karana akhirnya berkelana mencari Barong Wulung. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan sekelompok pendekar wanita yang menghadangnya dan langsung menyerang Bujang karena telah menganggap Bujang adalah murid dari Barong Wulung. Setelah dijelaskan bahwa Bujang juga sedang mencari Barong Wulung, akhirnya pendekar-pendekar wanita tersebut pun menghindar. Sementara keberadaan Bujang yang mencari Barong Wulung pun diketahui oleh anak buah Barong wulung ketika sedang diwarung. Akhirnya mereka terlibat perkelahian. Perkelahian yang tidak seimbang antara Bujang dan anak buah barong wulung di lihat oleh para pendekar wanita. Akhirnya merekapun menjadi teman karena nasibnya ternyata juga sama. Sama-sama telah menjadi korban Barong Wulung. Pendekar yang bernama Dewi Sendang tersebut akhirnya pun menjadi teman yang sama-sama berniat menghancurkan Barong Wulung.


****

Sementara itu Barong wulung dan Mahisa Picek muridnya setelah merebut Pedang Halilintar, akhirnya berambisi untuk merebut kerajaan. Anak buah Barong wulung Mehisa Pijek juga semakin merajalela untuk merampok, hingga pada suatu ketika ia berhasil merampok seorang wanita, dan ketika akan memperkosanya diketahui kalao wanita tersebut adalah palsu. Wanita tersebut adalah banci. Di pihak lain, Dewi yang juga sudah menjadi teman Bujang, akhirnya tertangkap oleh anak buah Barong Wulung. Dewi berhasil ditangkap dan diserahkan kepada Barong Wulung orang yang telah membunuh kedua orang tuanya.
Dewi Sendang adalah putri dari Lurah Sendang Wangi yang telah dibunuh Barong Wulung. Mengetahui Dewi Sendang akan menuntut balas atas kematian ayahnya, Barong Wulung menawarkan damai dengan menjadi istrinya karena ia telah berhasil menguasai desa tersebut dan sebentar lagi akan menguasai kerajaan Medangkarana. Tentu saja tawaran ini ditolak Dewi Sendang dan ia Berontak. Dewi sendang berhasil membunuh anak buah Barong Wulung. Saat itulah datang istri Barong Wulung yang ingin menolong Dewi. Akan tetapi nasibnya sangat buruk karena langsung dibunuh Barong Wulung suaminya sendiri.

Pada saat yang bersamaan, datanglah Bujang karana ketempat tersebut. Dengan dibantu oleh Dewi Sendang, Bujang bahu membahu menumpas anak buah Barong Wulung. Akhirnya Bujang Karana juga berhasil membunuh Barong Wulung sekaligus membalaskan dendam gurunya mpu Barada yang telah dibunuhnya.

******

Satu lagi bintang laga sekelas Barry Prima, Atin Martino. Sayang sekali ketika Atin baru mulai menjejakkan kaki di film-film laga, Film Indonesia sejak 1993 mati suri hingga pada tahun 2000an bangkit kembali. Seandainya tidak, maka Atin Martino bisa menjadi pengganti Barry Prima maupun Advent Bangun sang bintang laga kala itu.

ATIN MARTINO DALAM FILM "SATRIA KAPAK TUTUR SEPUH"


Judul Film : SATRIA KAPAK TUTUR SEPUH (WIRO SABLENG)

Sutradara : Bachroem Halilintar

Produser : Leonita Sutopo

Produksi : Inem Film

Tahun Produksi : 1996

Penulis : Bastian Tito

Pemain : Atin Martino, Kadaryono BZ, Arthur Tobing, Sulaiman AS, Chairil JM, Yan Bastian, Tanaka, Asmara M, Mocha Achyar, Zaitun Sulaiman, Jama Jentak, El Koesno, Eva Citra Rosalina

Sinopsis :

Film Satria Kapak Tutur Sepuh adalah salah satu film serial Wiro Sableng yang terkenal seperti novelnya. Pelukis Aneh sedang melukis seorang perempuan telanjang yang sangat menarik perhatian bagi siapapun yang melihatnya termasuk Bupati Pamekasan. Akan tetapi ketika Bupati Pamekasan ingin membelinya, akhirnya tidak di berikan karena tidak untuk dijual akan tetapi dipersiapkan untuk calon muridnya. Selain Bupati Pamekasan, Dua Iblis Selatan juga tertarik untuk membeli lukisan tersebut, akan tetapi lagi-lagi tidak dikabulkan. Keduanya terlibat duel, dan dua iblis selatan pun kalah. Sementara Wiro Sableng (Atin Martino) yang dari tadi memperhatikan gerak gerik sang pelukis dan orang-orang yang menginginkannya dari balik batu akhirnya keluar setelah keberadaanya diketahui oleh Pelukis aneh.
Akhirnya Pelukis anehpun menceritakan tentang lukisannnya dan untuk siapa ia berikan. Ia akan memberikan pada bocah bernama Wira Perkasa calon muridnya. Setelah Wiro Sableng meninggalkan Pelukis aneh, tak lama kemudian ia kembali lagi dan mendapati Pelukis aneh sudah tidak bernyawa dan lukisannya juga hilang. Disamping jasad pelukis aneh telah bersimpuh calon muridnya Wira perkasa yang dibawa oleh dua orang yang berbaju kuning. Akhirnya wiro berjanji untuk mencari Lukisan telanjang dan berjanji akan mengembalikannya pada Wira Perkasa.

Lukisan telanjang akhirnya menjadi rebutan bagi dunia persilatan. Didalam pengembaraan mencari Lukisan telanjang, Wiro Sableng berjumpa dengan tiga iblis wanita yang ikut memperebutkan Lukisan telanjang hingga akhirnya bentrok. Wiro Sableng yang saat itu dibantu oleh Dewa Tuak (Arthur Tobing) akhirnya berhasil mengatasi tiga iblis wanita. Dewa Tuak mengeluarkan pukulan Salju Kematian hingga perempuan-perempuan tersebut menemui ajalnya. Wiro sableng akhirnya meneruskan perjalanan mencari Lukisan Wanita Telanjang setelah berpisah dengan Dewa Tuak yang tiba-tiba menghilang. Dewa Tuak menuntun Wiro Sableng ke arah utara.

Sementara itu pencuri Lukisan telanjang sepasang lelaki berbaju kuning simata picak dan kumis ublung , akhirnya harus bingung sendiri karena tidak mengetahui rahasia yang terkandung didalamnya. Untuk mencari tahu rahasia di dalam lukisan tersebut, akhirnya menyimpulkan bahwa mereka harus mencari calon murid pelukis aneh yang telah tewas tersebut. Lukisan wanita telanjang terus menjadi rebutan dikalangan dunia persilatan dan terus memakan korban. Sementara lukisan yang berada ditangan simata picak dan kumis ublung tiba-tiba lenyap.

Wiro Sableng yang disuruh ke utara oleh Dewa Tuak akhirnya bertemu dengan Permani (Eva Chitra Rosalina ) didalam Perjalanan. Permani sebenarnya sedang di lilit masalah cinta segitiga. Permani dijodohkan oleh ayahnya dengan anak buah Perguruan Merapi, sedangkan Permani sesungguhnyatelah mempunyai calon suami yang dicintainya bernama Panuluh. Ketika Permani berniat bunuh diri, Wiro Sableng menolongnya untuk tidak bertindak bodoh. Wiro Sableng akhirnya melarikan Permani dari Perguruan Garuda sakti karena ia disekap ayahnya. Permani berhasil menemukan calon suaminya yang ternyata telah tewas didalam tempat penyekapannya dan dibunuh oleh calon suami pilihan ayahnya.. Permani pun shok dibuatnya. Ketika memakamkan suaminya, tiba-tiba ayahnya pimpinan dari Perguruan Garuda Sakti datang bersama dengan pimpinan Perguruan Merapi.

Ayahnya menanyakan makam siapakah yang ada di hadapan Permani. Akhirnya Wiro Sableng menjelaskan tentang makam Panuluh yang sesungguhnya telah dibunuh calon menantu pilihannya. Akhirnya terjadilah pertarungan antara Perguruan Garuda Sakti dengan Perguruan Merapi, karena kekejamannya. Ditengah pertarungan kedua Perguruan ini, ternyata muncul pertarungan lain yang sedang memperebutkan lukisan telanjang yang selama ini dicari.

Akhirnya Wiro Sableng berhasil merebut kembali Lukisan Wanita Telanjang, sedangkan pimpinan perguruan Merapi dan Garuda Sakti akhirnya pun tewas secara bersama-sama. Sedangkan Permani diambil murid oleh Jaka Tuak. Akhirnya terkuaklah sudah bahwa di balik lukisan wanita telanjang tersebut terdapat ilmu silat.

*****
Serial Film Wiro Sableng sudah sering kali dibuat, dan Atin Martino adalah salah satu pemerannya. Selain sukses di novel, Wiro Sableng juga dibuat versi Sinetronnya yang ditayangkan di RCTI beberapa tahun silam. Pendekar kapak sakti 212 Wiro Sableng si murid Sinto Gendeng tersebut memang tetap menarik untuk di tonton.

BARRY PRIMA DALAM FILM "MENENTANG MAUT"


Judul Film : MENENTANG MAUT

Sutradara : Helmud Ashley

Produser : Gope T. Samptani

Produksi : Rapi Film - Jakarta; Rapid Film & Lisa Film Munich German

Tahun Produksi : 1984

Pemain : Barry Prima, Jhon Philip Law, WD Mochtar, Zainal Abidin, Winfred Glateader, Dicky Zulkarnaen, Advent Bangun, Pitrajaya Burnama

Sinopsis :

Seorang wartawati Judith Stover dari World News Agency dari New York berusaha mewawancarai Roger Clark dari Multi Indah Corp(MIC). Stover mewawancarai Roger Clark karena sedang meneliti Laser Cannon. Stover curiga mengapa penelitian Laser Cannon justru dilakukan di Indonesia. Akan tetapi Stover tidak mendapatkan apa-apa dari wawancara tersebut karena Roger Clark tidak memberikan keterangan apapun. Akan tetapi Stover tidak putus asa. Ia bertemu seorang expatriate yang kebetulan juga bekerja di MIC. Laser Cannon akan di ujicobakan di tambang Kertawangi demikian tuan Clark meyakinkan kliennya tuan Saputra (Piet Burnama). Ratno Lesmana (Barry Prima) adalah salah satu pekerja di MIC. MIC akan menggunakan laser cannon untuk dapat digunakan untuk membelah batu di tambang Kertawangi, karena terdapat penambang yang terjebak di dalam terowongan.

Saingan MIC adalah perusahaan Protex Dallas. Perusahaan Protex di komandoi oleh Gals(John Philip Law) dan Purnomo (Dicky Zulkarnaen). Galls menyewa Yan Fancliff untuk membajak truk beserta isinya milik MIC yang di kemudikan oleh Ted Burners yang akan menuju tambang kertawangi. Anak buah Gals (Advent Bangun) selalu memantau keberadaan barang yang akan di berangkatkan ke Kertawangi. Dari mulai turun pesawat hingga naik ke sebuah truk. Sementara itu Stover berhasil mengendus niat buruk Gals setelah ia berhasil mewawancarainya dan meninggalkan tape recorder yang sengaja ditinggalkannya.

Akhirnya Stover berhasil mencari informasi dari orang sewaan Gals, Yan franscliff. Melalui Cliff, Stover berhasil memperoleh satu demi satu informasi yang diperoleh dengan memberikan sejumlah uang pada Cliff. Maka diketahuilah oleh Stover bahwa truk yang akan dibajak Cliff adalah truk yang dikendarai oleh Ted yang akan menuju Kertawangi.

Dilain pihak, Ted bersama Ratno Lesmana dan tuan Peter mulai berangkat membawa muatan truknya. Selama dalam perjalanan, anak buah Gals dri Protex Dallas selalu membuntutinya. Setelah seorang anak buah Gals gagal, lainnya menyusul dibelakannya bersama dengan Cliff. Selama dalam perjalanan, rintangan demi rintangan banyak terjadi.

Judith Stover yang sudah mengetahui niat busuk dari Cliff akhirnya menyusul truk yang dikemudikan oleh Ted dengan helicopter. Akhirnya Stover ikut serta dalam truk yang dikemudikan Ted. Jalan menuju Kertawangi bukanlah jalan mulus yang dengan mudah dilalui. Akan tetapi melalui medan yang berliku-liku. Jalannya pun seadanya, sehingga apapun yang ada didepan maka dengan terpaksa dilalui oleh truk meski dengan muatan yang besar. Ketika melewati sebuah jembatan kayu yang sudah rusak, terjadilah adu tembak dengan kelompok Cliff. Akan tetapi dengan berani, Ratno meladeni kelompok Cliff dan menghancurkan jembatan yang telah berhasil di lewatinya. Akan tetapi Ratno harus tertembak oleh Cliff, selanjutnya Ted, Stover dan Peter melanjutkan perjalanan ke Kertawangi. Ketika sedang berhenti karena malam, Ted dan kawan-kawan di serang oleh kelompok Cliff. Akan tetapi Ted akhirnya berhasil menanggulanginya dan selanjutnya meneruskan perjalanan.

Kali ini rintangan kembali dihadapi, karena jalanan yang akan dilalui telah dipasangi ranjau. Akan tetapi berkat pengalamannya, akhirnya Ted berhasil mengetahui bahwa jalan yang akan dilalui telah dipasangi ranjau. Akhirnya satu persatu ranjau yang telah dipasang ditemukan, dan Ted kembali melanjutkan perjalanan menuju Kertawangi untuk menolong korban yang terjebak di terowongan. Mengetahui korbannya berhasil selamat, Gals menyuruh anakbuahnya mengejar truk dengan helicopter. Akhirnya terjadilah baku tembak dari udara dengan helicopter dan dari darat oleh Cliff dan kawan-kawannya. Akan tetapi usahanya pun kembali gagal. Mengetahui kegagalan yang telah di lakukan anakbuahnya, di Jakarta Tuan Purnomo dan Tuan Gals terlibat adu pendapat hingga akhirnya Tuan Gals membunuh tuan purnomo.
Akhirnya Ted berhasil membawa truk dengan muatan laser cannon hingga ke Kertawangi. Akhirnya korban yang terjebak di terowongan berhasil diselamatkan.

*****

Film Produksi tahun 1984 kerjasama antara Rapi Film dengan perusahaan film di Jerman ini memasang bintang-bintang asing dengan dubber Indonesia. Meski filmnya sudah beberapa tahun yang lalu akan tetapi film dengan ide yang masih original ini masih bagus untuk bisa dinikmati.

BARRY PRIMA & DEBBY CAROL DI FILM " MEMBAKAR GAIRAH"


JUDUL FILM : MEMBAKAR GAIRAH

SUTRADARA : PRAWOTO S RAHARJO

PRODUSER : HANDI MULJONO

PRODUKSI : DIWANGKARA CITRA SWARA FILM

TAHUN PROD : 1996

JENIS : FILM LAGA

PEMAIN : BARRY PRIMA, DEBBY CAROL, MEGI MEGAWATI, GOLDEN KASMARA, ALEX DIRJOSAPUTRO, LUIS PALBO

SINOPSIS :

Natasya (Deby Carol) datang ke San Fransisco Amerika untuk mengumpulkan harta warisan keluarganya yang telah dibantai karena memperebutkan sebuah akta. Akan tetapi sampai di Amerika bukannya dengan mudah mendapatkan hak-haknya akan tetapi terjadi perebutan antara mafia internasional. Penembakan dan penembakan untuk membunuh Natasya pun sering terjadi hingga Natasya ditolong oleh Alexander (Alex Dirjosaputro) yang ia panggil Dipo warga Negara Indonesia yang sudah menjadi warga Negara Amerika. Perusahaan peninggalan ayahnya ternyanta melibatkan mafia internasional dengan dana yang illegal akan tetapi menghasilkan hasil yang legal. Dipo sebenarnya adalah bagian dari mafia tersebut yang mempunyai niat buruk dengan Natasya akan tetapi selalu berusaha baik untuk menutupi semua kebusukannya. Kemana langkah Natasya selalu dilaporkan ke bosnya di Jakarta. Akhirnya Natasya pun kembali ke Jakarta setelah diajak kembali oleh Dipo.

Sementara itu Jack (Barry Prima) pacar dari Natasya di Indonesia hampir terbunuh oleh Tamara (Megi Megawati). Jack tidak habis pikir kenapa Tamara bisa begitu sakit hati pada Jack dan ingin membunuhnya. Jack berusaha mencari tahunya, akan tetapi Tamara tidak memberitahunya. Akhirnya Jack mencari tahu melalui ibu Tamara. Tapi ternyata Ibu Tamara sudah meninggal, dan Tamara menuduh Jacklah pembunuh Ibunya, maka itu Tamara sangat dendam pada Jack dan ingin membunuhnya.
Ketika dalam perjalanan Jack mendapati sebuah bus yang dibajak oleh anak sekolah. Mengetahui ada ketidakberesan didalam bus, akhirnya Jack turun dan menyuruh anak-anak sekolah untuk tidak mudah di tunggangi oleh para mafia yang menyamar menjadi siswa sekolah. Melihat Jack datang, mereka tidak suka dan terjadilah perkelahian. Mereka menyusupi siswa-siswa sekolah untuk merusak jiwa dengan obat-obat terlarang. Karena siswa sekolah lebih mudah untuk ditunggangi.

*****

Mengetahui Natasya telah kembali ke Jakarta, Jack menyusul kerumahnya. Ketika sedang bermesraan dengan Natasya, tiba-tiba dari balik jendela kaca, Jack melihat Tamara yang sedang disandera dan diculik oleh sekelompok orang. Jack mengejarnya, akan tetapi Jack tertipu, karena perempuan yang disangka Tamara ternyata adalah laki-laki yang menyamar menjadi Tamara untuk mengecoh Jack agar komplotan tersebut dapat menculik Natasya dirumahnya. Natasya yang selalu waspada, mengetahui ada orang yang berniat tidak baik terhadap dirinya akhirnya pun meladeni serangan yang dilancarkanoleh anak buah Leo. Natasya berhasil mengatasi serangan-serangan yang ditujukan terhadap dirinya dengan dibantu oleh Jack.

Setelah mengatasi bahwa banyak yang berniat buruk terhadap dirinya, akhirnya Natasya bertemu dengan Dipo. Akan tetapi Jack melihat Dipo seperti melihat Alex, akan tetapi ia tidak mengatakannya pada Dipo.

Natasya menemui bos Leo, karena ia berhak atas 40% saham perusahaan yang dipimpin oleh Leo, akan tetapi Leo yang telah menguasai perusahaan tersebut tidak mau memberikannya, karena ia yang menguasai perusahaan tersebut. Sementara itu Jack yang telah mendapat surat kuasa dari Pak Nyo ayah dari Natasya juga tidak bisa bertindak apa-apa. Maka terjadilah baku tembak. Dalam kesempatan tersebut Tamara tewas tertembak ketika akan menembak Jack. Tamara akhirnya di tolong oleh Jack dan Natasya.

Setelah Tamara sembuh ia mendapati Dipo sudah dibelakangnya. Akan tetapi Tamara lebih mengenal Dipo sebagai Alex. Sementara itu Tamara yang ingin membunuh Jack akhirnya tidak jadi menembaknya. Tamara lari dengan Dipo dan menganggap hutangnya telah impas dengan tidak membunuh Jack, karena Jacklah yang sebelumnya telah menyelamatkan Tamara. Sementara itu Alex sendiri sebenarnya dianggap telah mati terbunuh.

Leo yang mempunyai penyakit mematikan, akhirnya menyadari untuk dapat mati, ia juga akan menukar nyawanya dengan nyawa Jack. Leo terus memantau keberadaan Jack dan Natasya. Mereka terus berusaha membunuh Jack. Sementara Dipo tertembak. Jack akhirnya menganalisa mengenai penembakan yang dilakukan terhadap Dipo sebenarnya adalah dilakukan oleh pengkhianat. Tamara akhirnya diculik oleh anak buah Leo. Dengan melakukan pengintaian dirumah Leo, Jack dan Natasya akhirnya dapat menyelamatkan Tamara ketika sedang menjadi sandera Leo . Dan Leo yang merupakan penjahat kelas kakap akhirnya pun tertembak oleh Jack.

*****

Film Laga yang mengandalkan bintang Barry Prima ini sebelumnya berjudul Kolektor, akan tetapi karena tahun 1996 film Indonesia sedang mati suri, maka kemungkinan film ini diubah menjadi judul Membakar Gairah. Jenis film laga yang syarat dengan tembakan-tembakan tidak hanya mengandalkan ilmu silat semata.

BARRY PRIMA & DEVI PERMATASARI DI FILM "WALET MERAH"



JUDUL FILM : WALET MERAH

SUTRADARA : SA KARIM

PRODUSER : HERMAN DIAL

PRODUKSI : ELANG PERKASA FILM

TAHUN PROD : 1993

JENIS : FILM LAGA

PEMAIN : BARRY PRIMA, DEVI PERMATASARI, YOSEPH HUNGAN, KEN KEN, WINGKY HARUN, ANIKA HAKIM,

SINOPSIS :

Genjo membawa peta harta karun yang diperebutkan oleh dunia persilatan. Keberadaan Genjo tidak diketahui, sehingga hampir setiap malam para perempuan diculik oleh anak buah tangan besi untuk mebuat takut dan mengatakan keberadaan Genjo. Walet Merah (Devi Permatasari) terdampar di sebuah pulau yang sedang dilanda kemelut tersebut. Walet merah bertemu dengan Ambar yang sedang bertarung dengan anak buah tangan besi untuk menyelamatkan Sri(Baby Ayu). Akan tetapi Ambar kalah dan Sri dibawa oleh anak buah tangan besi.

Ambar dan Walet Merah mencari tahu keberadaan Sri dan menyatroni markas tangan besi ketika Sri akan digantung. Maka terjadilah perkelahian antara wallet merah dan anak buah tangan besi. Ambar berhasil membawa Sri setelah anak buah tangan besi di hadang oleh Walet Merah. Akan tetapi Ambar terkena pukulan Tangan Besi (Yoseph Hungan) meski berhasil melarikan diri. Sedangkan Walet Merah berhasil ditangkap oleh Singa Hitam melalui pukulannya.

Panji Tengkorak (Barry Prima) digoda oleh muridnya Nursiah untuk bercinta. Akan tetapi Panji Tengkorak menolaknya, sehingga Nurseha marah pada Panji Tengkorak. Mengetahui niatnya tidak tercapai, Nursiah mengadukan pada ayahnya seorang Mahesapati dengan memfitnah Panji Tengkorak kalau Nursiah telah diperkosa oleh Panji Tengkorak. Akhirnya Panji Tengkorak pun diserang oleh anak buah Mahesapati. Jagawarsa yang mengetahui kejadian sebenarnya akhirnya mengadukan kelakuan Nursiah pada Gema. Akan tetapi Jagawarsa disuruh agar dapat menjaga rahasia tersebut.

*****

Walet merah di sarang Tangan besi menawarkan kerjasama dengan Singa Hitam(Ken Ken) untuk dapat mengatakan keberadaan Genjo, akan tetapi niat ini ditolak oleh Singa Hitam. Akhirnya Walet Merah berhasil mengelabui salah seorang anak buah tangan besi, dukun Indajil dengan daya tariknya dan janji yang diberikan untuk mengatakan keberadaan Genjo. Akan tetapi Walet merah yang sedang terluka tidak berdaya menghadapinya. Panji Tengkorak yagng sedang berjalan disekitar sarang tangan besi, akhirnya melumpuhkan dukun Indrajil dan berhasil menyelamatkan Walet Merah.
Sementara itu Panji Tengkorak melepaskan Genjo (Wingky Harun) untuk keluar dari persembunyiannya. Sedangkan Walet Merah yang sedang di obati oleh Panji Tengkorak, akhirnya kembali ditinggalkan olehnya meski sudah sekian lama Walet Merah mencarinya. Akan tetapi sepasang kekasih ini harus kembali berpisah. Sedangkan Genjo yang sudah keluar dari persembunyiannya, ditengah perjalanan dihadang oleh anak buah tangan besi yang bermaksud menangkapnya. Saat itulah muncul orang yang menyelamatkan Genjo. Genjo akhirnya dibawa ke Mahesapati. Sementara itu Walet Merah akhirnya bergabung dengan Mahesapati untuk melawan tangan besi. Sementara Mahesapati yang sudah mengetahui duduk persoalan antara Nursiah dengan Panji Tengkorak akhirnya menemui Panji Tengkorak untuk meminta maaf dan meminta bantuannya.

Nursiah yang kecewa akibat perbuatannya diketahui, akhirnya berusaha merayu Genjo untuk berbuat tidak senonoh, sedangkan Mahesapati akhirnya terbunuh setelah pulang dari menemui Genjo. Mahesapati terbunuh oleh anak buah tangan besi (Anika Hakim) dengan memfitnah Panji Tengkorak. Walet Merah yang sudah bergabung dengan Mahesapati akhirnya mencari keberadaan Panji Tengkorak untuk menuntut balas. Akan tetapi Panji Tengkorak berhasil meyakinkan Walet Merah bahwa bukan ia pelakunya. Bahkan Panji akhirnya membeberkan bahwa di bawah Maesapati ada seorang pengkhianat. Sedangkan untuk mengatasi Tangan Besi yang sudah mempunyai ilmu tapa brata yang tidak bisa dilawan dengan laki-laki akhirnya melatih wallet Merah untuk menguasai ilmu serap raga untuk menandingi tangan besi.

Gema yang bermain di air keruh akhirnya berhasil mengambil hati Nursiah dan Genjo untuk mendapatkan harta karun. Mereka tidak peduli meski tangan besi sedang mengobrak abrik pulau mereka, akan tetapi Gema lebih mementingkan ambisinya untuk mendapatkan harta karun dengan membawa Genjo yagn ternyata sudah membakar peta harta karun tersebut. Genjolah satu-satunya orang yang telah menghafal peta dimana harta karun berada. Ketika Genjo ingin meninggalkan Gema dan Nursiah yang sedang beristirahat, akhirnya mengurungkan niatnya ketika melihat Gema mengeluarkan sebuah petuah melalui tidurnya bahwa harta itu harus diambil berdua. Genjo menuruti perintah Gema dan berangkat berdua setelah meninggalkan Nursiah seorang diri.
Nursiah didatangi oleh gurunya yang ternyata adalah anak buah tangan besi Nenek Nilam (Anika Hakim) dan menceritakan siapa pembunuh sebenarnya ayah Nursiah. Setelah mengetahui bahwa pembunuh sebenarnya adalah Gema, akhirnya Nursiah mencari Gema yang pada saat yang bersamaan sedang berusaha membunuh Genjo yang telah menemukan keberadaan harta karun. Sementara itu Nursiah akhirnya terbunuh oleh Gema.

Keberadaan Harta Karun tesebut ternyata juga diketahui oleh tangan besi dan Nenek Nilam bersama dengan Singa Hitam. Akan tetapi ketiganya akhirnya beradu ilmu untuk mendapatkan harta tersebut. Nenek Nilam dan Singa Hitam tewas ditangan si Tangan Besi. Saat itulah muncul Panji Tengkorak dan Walet Merah. Dengan ilmu Serap Raga yang telah di kuasainya akhirnya Walet Merah berhasil membunuh Tangan Besi.

Mau Uang Mengalir Ke Rekening Anda? Klik Disini